Saturday, 19 November 2016

SISTEM PENDINGIN

         
PRINSIP PENDINGINAN SISTEM AC

            Prinsip pendinginan pada sistem Air Conditioner (AC) adalah terjadinya perubahan bentuk zat pendingin (Refrigerant) dari bentuk cair, uap air dan gas. Perubahan ini terjadi karena sistem AC menggunakan beberapa komponen yang memungkinkan terjadinya perubahan tekanan dan temperatur. dalam hal ini ada 4 komponen utama dalam sistem pendingin, yaitu:

1. KOMPRESSOR

               Kompresor akan memompa gas refrigerant dibawah tekanan dan panas yang tinggi pada sisi tekanan tinggi dari sistem dan menghisap gas bertekanan rendah pada sisi intake (sisi tekanan rendah).
                berikut Fungsi kerja kompressor:
  • Fungsi penghisap : proses ini membuat cairan refrigerant dari evaporator dikondensasi dalam temperatur yang rendah ketika tekanan refrigerant dinaikkan.
  • Fungsi penekanan : proses ini membuat gas refrigerant dapat ditekan sehingga membuat temperatur dan tekanannya tinggi lalu disalurkan ke kondensor, dan dikabutkan pada temperatur yang tinggi.
  • Fungsi pemompaan: proses ini dapat dioperasikan secara kontinyu dengan mensirkulasikan refrigerant berdasarkan hisapan dan kompresi. 
 
 2. KONDENSOR

                   Kondensor merupakan alat yang digunakan untuk merubah gas refrigrant bertekanan tinggi menjadi cairan. Alat tersebut melakukan cara ini dengan menghilangkan panas dari refrigerant ke temperature atmosfir. Kondensor terdiri dari coil dan fin yang berfungsi mendinginkan refrigerant ketika udara tertiup diantaranya. Kondensor ditempatkan didepan radiator yang pendinginanya dijamin oleh kipas. Untuk refrigrant jenis R-134a menggunakan kondensor jenis parallel flow untuk memperbaiki efek pendinginan udara. Dengan cara itu maka efek pendinginan udara dapat diperbaiki sekitar 15% sampai 20%.



3. KATUB EKSPANSI

                Tekanan zat pendingin yang berbentuk cair dari kondensor, saringan harus diturunkan supaya zat pendingin menguap, dengan demikian penyerapan panas dan perubahan bentuk zat pendingin dari cair menjadi gas akan berlangsung dengan sempurna sebelum keluar evaporator. Untuk itulah pada saluran masuk evaporator dipasang katub ekspansi. Bekerjanya katup ekspansi diatur sedemikian rupa agar membuka dan menutupnya katup sesuai dengan temperatur evaporator atau tekanan di dalam sistem.

 4. EVAPORATOR
             
                  Zat pendingin cair dari receiver drier dan kondensor harus dirubah kembali menjadi gas dalam evaporator, dengan demikian evaporator harus menyerap panas, agar penyerapan panas ini dapat berlangsung dengan sempurna, pipa–pipa evaporator juga diperluas permukaannya dengan memberi kisi–kisi (elemen) dan kipas listrik (blower), supaya udara dingin juga dapat dihembus ke dalam ruangan.
Rumah evaporator bagian bawah dibuat saluran/pipa untuk keluarnya air yang mengumpul disekitar evaporator akibat udara yang lembab. Air ini juga akan membersihkan kotoran–kotoran yang menempel pada kisi–kisi evaporator, karena kotoran itu akan turun bersama air.


Keempat komponen utama itulah yang mempunyai peranan penting dalam sistem pendingin,,
berikut siklus kerjannya:






Cara Mudah Memahami Sistem Kelistrikan Sepda motor

          Kelistrikan pada sepeda motor merupakan jantungnya sepeda motor agar bisa berfungsi sebagai alat transportasi. Karena dengan adanya sistim kelistrikan tersebut maka fungsi mekanik lainnya bisa bersinergi untuk bergerak.

Kerja Kelistrikan Sepeda Motor

            Sebagai contoh adanya gerakan piston naik turun melakukan langkah kompresi hisap dan buang saat pertama kali dinyalakan akan gagal ketika kunci kontak belum di posisi on. Hal ini karena busi yang berfungsi sebagai pemantik api belum bekerja. Sebagai pengendara sepeda motor sebaiknya mengerti hal-hal sederhana terkait dengan kelistrikan sepeda motor.
Komponen Kelistrikan Sepeda Motor
Spool Koil dan Regulator
              Secara umum, kelistrikanpada sepeda motor terdiri atas spool koil yang ada dalam kumparan magnetic. Spool koil ini biasanya terletak di sisi kiri dari mesin sepeda motor. Fungsi spool koil ini adalah sebagai pembangkit tenaga listrik sepeda motor. Komponenkelistrikan lainnya adalah regulator.
             Tugas regulator ini adalah mengatur dan mengubah tegangan menjadi 12 Volt DC. Sehingga dari tegangan 12 volt DC ini kemudian dipakai untuk fungsi lampu penerangan, klakson, flaser, CDI dan pengisian accu sebagai buffer sumber listrik sepeda motor tersebut.
Baterai atau Accu dan Sekering
Komponen kelistrikan sepada motor lainnya adalah baterai atau accu. Baterai ini berfungsi penyimpan sumber listrik sepeda motor. Type accu ini ada 2 macam. Ada accu kering dan acuu basah. Untuk sepeda motor usia tua (sekitar 1990-an masih menggunakan accu basah). Sedangkan sepeda motor tahun 2000-an ke atas sudah menggunakan accu kering yang mempunyai keunggulan free maintenance.
               Untuk accu basah harus rajin melakukan pengecekan berkala terhadap level air accunya jangan sampai kering atau habis air accunya, karena jika sampai kering maka accu tersebut akan rusak. Komponen kelistrikan yang lain yang tidak kalah pentingnya adalah sekering. Sekering ini dipasang sebelum daya masuk ke accu. Sekering berfungsi membatasi daya yang masuk ke accu akibat over voltage atau konsleting komponen lain. Jika terjadi kelainan kelistrikan maka sekering akan putus.

Kabel

             Komponen kelistrikan lainnya adalah adalah kabel. Kabel ini berfungsi menghubungkan listrik dari komponen satu ke komponen kelistrikan lainnya. Pada setiap sepeda motor mempunyai ciri-ciri
warna tersendiri untuk membedakan antara muatan positif dan muatan
negatif. Di dalam kelistrikan, beda antara muatan positif dan negatif ini sangat penting sekali, jika kita salah pasang bisa berakibat kebakaran dalam kelistrikan sepeda motor tersebut.
 
Warna Kabel



 Gambar keterangan warna kabel untuk berbagai merk sepeda motor


               Untuk merek motor Honda aturan warna kabelnya adalah sebagai berikut, kabel warna hijau masa (-), berlaku untuk semua negatif. Sedangkan kabel warna hitam (+) untuk kunci kontak. Sementara itu, kabel warna putih (+) alternator pengisian. Sedangkan kabel warna kuning (+) arus beban ke saklar lampu. Kabel biru (+) untuk lampu
jauh.
Kabel warna abu-abu (+) flasher. Kabel Biru laut (+) sein/reting kanan, kabel warna orange (+) sein/reting kir, kabel warna
coklat (+) lampu kota, kabel warna Hitam-Merah (+) spul CDI, Hitam-Putih (+) kunci kontak, Hitam-Kuning (+) koil, Biru-Kuning (+) pulser CDI, Hijau-Kuning (+) lampu rem.

                  Untuk daerah tropis seperti Indonesia kelistrikan ini mesti dilakukan pengecekan berkala. Hal ini untuk memastikan semua sambungan kabel tidak berkarat atau ada jamurnya ataupun ada airnya.

Friday, 18 November 2016

Sistem Proteksi Listrik



Proteksi Untuk Keselamatan Listrik

Proteksi untuk keselamatan
   Proteksi untuk keselamatan menentukan persyaratan terpenting untuk melindungi manusia, ternak dan harta benda. Proteksi untuk keselamatan selengkapnya meliputi:
  1. Proteksi dari kejut listrik .                          
      2. Proteksi dari efek termal 
      3. Proteksi dari arus lebih .
      4. Proteksi dari tegangan lebih, khususnya akibat petir
      5.  Proteksi dari tegangan kurang.
      6. Pemisahan dan penyakelaran.

    Tindakan proteksi dapat diterapkan pada seluruh instalasi, pada sebagian instalasi atau pada suatu perlengkapan.

1. Proteksi kejut listrik
         Proteksi dari kejut listrik harus diberikan dengan penerapan tindakan yang sesuai, yang berupa:
         Proteksi dari sentuh langsung atau proteksi dalam pelayanan normal, maupun proteksi dari sentuh tak langsung atau proteksi dalam kondisi gangguan
         Proteksi dari sentuh langsung atau proteksi dalam pelayanan normal
         Proteksi dari sentuh tak langsung atau proteksi dalam kondisi gangguan


Jenis Bahaya Listrik
1. Bahaya sentuh langsung
  Sentuh langsung pada bagian aktif perlengkapan atau instalasi listrik – (3.4)
  Cara Mengatasi
Proteksi dengan isolasi bagian aktif – (3.4.1)
Proteksi dengan penghalang atau selungkup – (3.4.2)
Proteksi dengan rintangan – (3.4.3)
Proteksi dengan penempatan diluar jangkauan – (3.4.4)
Proteksi tambahan dengan gawai pengaman arus sisa – (3.4.5)
Proteksi penghalang / selungkup
Kode IP (International Protection)
Mengacu IEC 529,1989.
Kode IP adalah sistem kode untuk menunjukan tingkat proteksi yang diberikan oleh selungkup dari sentuh langsung ke bagian yang berbahaya, dari benda asing padat, air dan untuk memberikan informasi tambahan dalam hubungannya dengan proteksi tersebut.
Susunan Kode IP
Huruf Kode 
 (international Protection)
Angka karakteristik pertama
  (0-6 atau huruf X)
Angka karakteristik kedua
  (0-8) atau huruf X)
Huruf tambahan opsional
  (huruf A,B,C,D)
Huruf suplemen (Opsional)
  (Huruf H, M, W)
Jika angka karakteristik pertama tidak dipersyaratkan diganti huruf X atau XX jika kedua angka dihilangkan
Huruf tambahan / suplemen dapat dihilangkan tanpa penggantian
Jika digunakan lebih dari satu huruf suplemen, maka harus diterapkan urutan abjad

2.Bahaya sentuh tidak langsung – (3.5)
  Sentuh pada BKT perlengkapan atau instalasi listrik yang menjadi bertegangan akibat kegagalan isolasi
 
  Syarat:
Perlengkapan listrik harus dirancang dan dibuat dengan baik.
Bagian aktif harus diisolasi dengan bahan yang tepat
Instalasi listrik harus dipasang dengan baik.
SISTIM PROTEKSI
Sentuh tidak langsung – (3.5.2.1)
a.Proteksi dengan pemutus suplai secara otomatis
b.Proteksi dengan penggunaan kelas II atau dengan isolasi ekivalen
c.Proteksi dengan lokasi tidak konduktif
d.Proteksi dengan ikatan penyama potensial lokal bebas bumi
e.Proteksi dengan separasi listrik
SISTIM PROTEKSI
a.Proteksi dengan pemutus suplai secara otomatis – (3.7)
  Tindakan umum
Pemasangan gawai proteksi yang dapat memutus suplai ke sirkuit tdk lebih dari 5 dtk
Pembumian
Sistim pembumian pengaman
üMembumikan sistim listrik di sumbernya
üMembumikan BKT perlengkapan dan BKT instalasi
Sistem Distribusi
1  Karakteristik sistem distribusi terdiri atas:
  a)  Jenis sistem penghantar aktif.
  b)  Jenis pembumian sistem.
2  Jenis sistem penghantar aktif
a)  Sistem a.b. :
  1)  Fase tunggal 2 kawat
  2)  Fase tunggal 3 kawat
  3)  Fase dua 3 kawat
  4)  Fase dua 5 kawat
  5)  Fase tiga 3 kawat
  6)  Fase tiga 4 kawat
b)  Sistem a.s. :
  -   2 kawat
  -   3 kawat
 

      Kode yang digunakan mempunyai arti sebagai berikut :
  Huruf pertama – Hubungan sistem tenaga listrik ke bumi.
  T =  hubungan langsung satu titik ke bumi.
  I  =  semua bagian aktif diisolasi dari bumi, atau satu titik dihubungkan ke bumi melalui suatu impedans.
  Huruf kedua – Hubungan BKT instalasi ke bumi.
  T = hubungan listrik langsung BKT ke bumi, yang tidak tergantung pembumian setiap titik tenaga listrik.
  N = hubungan listrik langsung BKT ke titik yang dibumikan dari sistem tenaga listrik (dalam sistem a.b. titik yang dibumikan biasanya titik netral, atau penghantar fase jika titik netral tidak ada).
  Huruf berikutnya (jika ada) – Susunan penghantar netral dan penghantar proteksi.
  S =  fungsi proteksi yang diberikan oleh penghantar yang terpisah dari netral atau dari saluran yang dibumikan (atau dalam sistem a.b., fase yang dibumikan).
  C =  fungsi netral dan fungsi proteksi tergabung dalam penghantar tunggal (penghantar PEN).

Sistem TN

Sistem tenaga listrik TN mempunyai satu titik yang dibumikan langsung, BKT instalasi dihubungkan ke titik tersebut oleh penghantar proteksi.
Ada tiga jenis sistem TN  sesuai dengan susunan penghantar netral dan penghantar proteksi yaitu sebagai berikut :
  a)  Sistem TN-S : Di mana digunakan penghantar proteksi terpisa
             di seluruh sistem (lihat Gambar 3.5-1).
  b)  Sistem TN-C-S : Di mana fungsi netral dan fungsi proteksi
             tergabung dalam penghantar tunggal di sebagian sistem
  c)  Sistem TN-C : Di mana fungsi netral dan fungsi proteksi
             tergabung dalam penghantar tunggal di seluruh sistem

Sistem TN-S
Penghantar Netral dan penghantar Proteksi  terpisah di seluruh sistem
Sistem TN-S
Penghantar Fase yang dibumikan dan penghantar Proteksi terpisah di seluruh sistem
Sistem TN-C-S
Fungsi netral dan  proteksi tergabung dalam penghantar tunggal di sebagian sistem

SISTIM PROTEKSI
d.Proteksi dengan separasi listrik
  Adalah suatu tindakan proteksi dengan memisahkan sirkit perlengkapan listrik dari jaringan sumber dengan menggunakan transformator pemisah atau motor generator – (3.11)
  Sistim ini hanya akan efektif selama dalam sirkit sekunder tidak terjadi gangguan bumi.
  Sirkit sekunder adalah sirkit sekunder dari transformator pemisah atau sirkit generator dari motor generator.
  Tegangan jaringan yang diizinkan max. 500 volt.

Thursday, 17 November 2016

ELECTRICAL EDUCATION

SYNCHRONIZING GENERATOR

Synchronizing generator adalah memparalelkan kerja dua buah generator atau lebih untuk mendapatkan daya sebesar jumlah generator tersebut dengan syarat syarat yang telah ditentukan.

Syarat syarat dasar dari parallel generator adalah sebagai berikut :
1. Mempunyai tegangan kerja yang sama
2. Mempunyai urutan phase yang sama
3. Mempunyai frekuensi kerja yang sama
4. Mempunyai sudut phase yang sama

Dalam kerja parallel generator tidak cukup hanya berdasar pada syarat syarat diatas ada hal lain yang perlu diketahui sebagai penjabaran syarat syarat diatas . Adapun penjabarannya sebagai berikut:

1. Mempunyai tegangan kerja yang sama

Apa yang diharapkan dengan adanya tegangan kerja yang sama ? dengan adanya tegangan kerja yang sama diharapkan pada saat diparalel dengan beban kosong power faktornya 1. Dengan power factor 1 berarti tegangan antara 2 generator persisi sama .jika 2 sumber tegangan itu berasal dari dua sumber yang sifatnya statis misal dari battery atau transformator maka tidak akan ada arus antara kedunya. Namun karena dua sumber merupakan sumber tegangan yang dinamis (diesel generator) Maka power factornya akan terjadi deviasi naik dan turun secara periodic bergantian dan berlawanan. Mengapa bisa terjadi demikian ? Hal ini terjadi karena adanya sedikit perbedaan sudut phase yang sesekali bergeser karena factor gerak dinamis dari diesel penggerak.Itu bisa dibuktikan dengan membaca secara bersamaan Rpm dari kedua genset dalam keadaan sinkron misalnya Generator 1 mempunyai kecepatan putar 1500 dan generator 2 mempunyai kecepatan putar 1501 maka terdapat selisih 1 putaran / menit Dengan perhitungan 1/1500 x 360 derajat maka terdapat beda fase 0,24 derajat dan jika dihitung selisih teganan sebesar cos phi 0,24 derajat x tegangan nominal (400 V )- tegangan nominal (400 V ) dan selisihnya sekitar V dan selisih tegangan yang kecil cukup mengakibatkan timbulnya arus sirkulasi antara 2 buah genset tersebut dan sifatnya tarik menarik . dan itu tidak membahayakan.
Dan pada saat dibebani bersama sama maka power faktornya akan relative sama sesuai dengan power factor beban.
Memang sebaiknya dan idealnya masing masing generator menunjukkan power factor yang sama. Namun jika terjadi power factor yang berbeda dengan selisih tidak terlalu banyak tidak terjadi akibat apa apa. Akibatnya salah satu genset yang mempunyai nilai power factor rendah akan mempunyai nilai arus yang sedikit lebih tinggi. Yang penting diperhatikan adalah tidak melebihi arus nominal dan daya nominal dari genset.
Sebagai contoh : Jika masing masing generator memikul beban 100 kw , dimana generator 1 dengan power factor 0,85 dan yang satu mempunyai power factor 0,75. Maka dengan menggunakan rumus daya aktif didapat selisih arus dan itu tidak ada masalah, dan bisa saja dianggap bahwa generator bekerja independent dengan arus tersebut.

Pada saat generator bekerja parallel perubahan arus excitasi akan merubah power factor , jika arus excitasi diperkuat maka nilai power factor mengecil menjauhi satu, sebaliknya jika excitasi dikurangi maka nilai power factor akan membesar mendekati 1.

Pada generator yang akan diparalel biasanya didalam alternatornya ditambahkan peralatan yang dinamakan Droop kit . Droop kit ini berupa current transformer yang dipasang. disebagian lilitan dan outputnya disambungkan ke AVR. Droop kit ini berfungsi untuk mengatur power factor berdasarkan besarnya arus beban.. Sehingga pembagian beban kvar diharapkan sama pada kw yang sama.

Pada panel panel kontrol modern sudah diperlengkapi dengan modul yang mana sudah terdapat pengaturan Var generator dengan output yang disambungkan ke AVR generator . sehingga secara otomatis masing masing genset berapapun beban kw power factor akan menjadi sama dan seimbang. Hal ini diperuntukkan pada system yang mana system tersebut parallel sesaat atau transfer beban baik antara genset maupun dengan PLN.
Pada saat transfer beban secara soft transfer terjadi pemindahan beban, perubahan power factor yang kecenderungan terjadi diatur secara otomatic oleh modul tersebut, sehingga pada saat transfer beban tidak terjadi perubahan power factor yang berarti.

Pada saat ini banyak pembangkit listrik rental yang terdapat pada PLTD PLTD seluruh Indonesia, dimana pihak swasta menyewakan Gensetnya untuk menambah kapasitas daya terpasang PLN. Pada kondisi ini sedikit berbeda dengan yang diuraikan diatas yaitu masalah pembagian dan pengaturan power factor.
Pada genset rental sudah ditentukan berapa kw beban yang akan disupply dan berapa kwh energi yang akan dikirim.Pada saat mulai memparalelkan tegangan tidak harus sama, karena pengaturan kenaikan beban secara bertahap maka pengaturan penambaha excitasi juga bertahap sampai didapatkan power factor yang dikehendaki. Kita bisa mengatur sendiri power factor yang akan dioperasikan. Bisa 0,8 0,85 0,9 atau 0,95 namun pada umumnya yang lebih disukai pada power factor 0,9 . Mengapa kita bisa mengatur power factor sekehendak kita ? hal ini dikarenakan kapasitas generator PLN jauh lebih besar dibandingkan generator rental, sehingga perubahan power factor di generator rental tidak begitu mempengaruhi banyak meskipun ada.

Sebagai contoh : Beban system suatu kota atau pulau sebesar 55 mega watt dimana PLN menyediakan 50 mega dan genset rental dapat beban 5 mega , Jika power factor beban yang ada 0,9 . dimana Pada saat itu Power factor genset PLN 0,9 sedangkan rental juga diset 0,9. Jika suatu saat Power factor genset rental diturunkan menjadi 0,8 dengan mengurangi arus excitasi. Maka perubahan power factor di pembangkit PLN menjadi 0,91 . sebaliknya jika power factor genset rental diatur menjadi 1 dengan menaikkan arus excitasi, power factor pembangkit PLN menjadi 0,89 sehingga perubahan sebesar 0,01 diabaikan.

Pada saat hendak memparalelkan secara manual generator dengan Catu daya PLN yang sudah berbeban atau generator lain yang sudah berbeban, apa yang mesti dilakukan ? Jika kita menyamakan persis dengan tegangan line / jala jala,maka pada saat breaker close power factor genset akan menunjuk 1 dan beban kw akan menunjuk pada posisi 0, jika kita menambah daya output mesin perlahan lahan , maka power factor akan cenderung menuju ke kapasitif (leading) dan memungkinkan terjadinya reverse power. Untuk menghindari tersebut maka setelah sinkron penguatan excitasi dulu yang dinaikkan sampai cosphi menunjuk 0,7. seiring dengan itu naikkan daya mesin dengan menaikkan speed adjuster. Pada saat beban naik , cosphi akan naik membesar mendekati satu. Pada saat bersamaan excitasi diatur mencapai nilai 0,7 demikian seterusnya sampai mencapai nilai yang diinginkan misalnya 1000 kw pada cos phi 0,85.

2. Mempunyai urutan phase yang sama

Yang dimaksud urutan phase adalah arah putaran dari ketiga phase. Arah urutan ini dalam dunia industri dikenal dengan nama CW ( clock wise) yang artinya searah jarum jam dan CCW (counter clock wise ) yang artinya berlawanan dengan jarum jam. Hal ini dapat diukur dengan alat phase sequence type jarum. Dimana jika pada saat mengukur jarum bergerak berputar kekanan dinamakan CW dan jika berputar kekiri dinamakan CCW.
Disamping itu dikenal juga urutan phase ABC dan CBA. ABC identik dengan CW sedangkan CBA identik dengan CCW.

Perlu diketahui bahwa dalam banyak generator mencantumkan symbol R,S,T,N ataupun L1,L2,L3 ,N namun tidak selalu berarti bahwa urutan CW / ABC itu berarti RST atau L1L2L3 jika diukur urutan STR, TRS ,L2L3L1 itu juga termasuk CW/ABC .
Sebagai contoh : jika kabel penghantar yang keluar dari generator diseragamkan semua berwarna hitam dan tidak ada kode sama sekali, apakah kita bisa membedakan secara visual atau parameter listrik bahwa penghantar itu phasenya R , S , atau T tentu tidak. Kita hanya bisa membedakan arah urutannya saja CW atau CCW. Apapun generatornya jika mempunyai arah urutan yang sama maka dapat dikatakan mempunyai salah satu syarat dari parallel generator. Sehingga bisa jadi pada dua generator yang sama urutan RST pada genset 1 dapat dihubungkan dengan phase STR pada Genset 2 dan itu tidak ada masalah asal keduanya mempunyai arah urutan yang sama.

3. Mempunyai frekuensi kerja yang sama

Didalam dunia industri dikenal 2 buah system frekuensi yaitu 50 hz dan 60 hz . Dalam operasionalnya sebuah genset bisa saja mempunyai frekuensi yang fluktuatif (berubah ubah) karena factor factor tertentu. Pada jaringan distribusi dipasang alat pembatas frekuensi yang membatasi frekuensi pada minimal 48,5 hz dan maksimal 51,5 Hz. Namun pada genset genset pabrik over frekuensi dibatasi sampai 55 hz sebagai overspeed.
Pada saat hendak parallel, dua buah genset tentu tidak mempunyai frekuensi yang sama persis. Jika mempunyai frekuensi yang sama persis maka genset tidak akan bisa parallel karena sudut phasanya belum match, salah satu harus dikurang sedikit atau dilebihi sedikit untuk mendapatkan sudut phase yang tepat. Setelah dapat disinkron dan berhasil sinkron baru kedua genset mempunyai frekuensi yang sama sama persis.

4. Mempunyai sudut phase yang sama

Mempunyai sudut phase yang sama bisa diartikan , kedua phase dari 2 genset mempunyai sudut phase yang berhimpit sama atau 0 derajat. Dalam kenyataannya tidak memungkinkan mempunyai sudut yang berhimpit karena genset yang berputar meskipun dilihat dari parameternya mempunyai frekuensi yang sama namun jika dilihat menggunakan synchronoscope pasti bergerak labil kekiri dan kekanan, dengan kecepatan sudut radian yang ada sangat sulit untuk mendapatkan sudut berhimpit dalam jangka waktu0,5 detik. Breaker membutuhkan waktu tidak kurang dari 0,3 detik untuk close pada saat ada perintah close.
Dalam proses sinkron masih diperkenankan perbedaan sudut maksimal 10 derajat. Dengan perbedaan sudut maksimal 10 derajat selisih tegangan yang terjadi berkisar 49 Volt.