Tuesday, 20 September 2016

pengoperasian turbin generator



2. PROSEDUR PENGOPERASIAN TURBIN-GENERATOR

2.

1. Start-up Turbin-generator
Start-up adalah prosedur untuk mengoperasikan mesin dari kondisi stop sampai kondisi running. Prinsip dasar start-up turbin-generator secara umum terdiri dari langkah-langkah kerja sbb.:
1. Periksa bahwa unit siap untuk di-start
2. Aktifkan auxiliary systems
3. Buka inlet valve
4. Buka governor valve
5. Jalankan turbine governor dan kemudian turbin-generator
6. Stop pompa oli tekanan tinggi untuk bearing generator
7. Tutup field breaker
8. Sinkronkan unit ke jaringan (network)
9. Atur beban aktif dan reaktif ke harga-harga referensi (sesuai ketentuan)

Gambar 26 memperlihatkan contoh prosedur start-up PLTA Batang Agam yang mempunyai daya keluaran 3 x 3,5 MW. Terlihat bahwa prosedur start-up terdiri dari langkah-langkah penting yaitu:
-          stop
-          persiapan
-          start
-          eksitasi
-          pengendalian
-          pembebanan (load)





Di bawah ini adalah langkah-langkah prosedur yang sudah menjadi standar operating procedure (SOP) yang digunakan untuk proses start-up

LAKUKAN KOMUNIKASI DENGAN PPB 1 UPB

1. PEMERIKSAAN PERSIAPAN SEBELUM START
1.1   PMT Generator kondisi Off (52 Off)
1.2   Master Relay Release ( 86 -1 8 86 -2 )
1.3   Generator Brake posisi Off
1.4   Lampu Stop (Green) nyala dan Indikator lampu lainnya Off.
1.5   Switch 43 - 20 pada Governor posisi Auto
1.6   Check Tekanan, Level, Oli dan Kondisi Auxillary unit yg akan distart.

2. START TURBIN GENERATOR.
2.1 Operasikan 1 On kan Master Control ( Switch 01 )
- Main water pump jalan
- Solenoide Cooling water pump bekerja (20 WCS )
- Governor Oil Pressure Normal ( 63 Q1 )
- Brake Air Pressure Normal ( 63 AB 1 )
- Guide Vane belum membuka 0% (74L)
2.2 Lampu Prepare ( Persiapan ) On
- Master Relay ( 04 ) bekerja
- By Pass Valve Open ~ hingga Fuly Open ( 21 BS )
- Seat Valve Open ~ hingga Fuly Open ( 21 SS )
- Main Valve Open ~ hingga Fuly Open ( 21 S )
2.3   Lampu Indikator Inlet Valve nyala ( On )
- GV Servomotor Operet (74 LS Release)
2.4   Lampu Start Turbin nyala (65 S Operet), Turbin berputar, pada RPM 80% Relay Eksitasi On
2.5   Lampu Eksitasi nyala, selanjutnya perhatikan putaran turbin hingga putaran nominal 600 RPM & Tegangan Gen. 10 KV. (Siap u/ Paralel)

3. MASUK PARALEL
3.1 On kan switch 43 -25 (Selector Switch ke posisi Auto)
- Relay 25 - 15 - dan 60 kerja
- Setelah persyaratan paralel terpenuhi PMT akan masuk
3.2 Lampu Paralel akan nyala dan PMT (52 On)
3.3 Bebani T/G dengan memutar ke kanan Switch 65 dan 77
3.4 Lampu Load nyala (Beban disesuaikan dengan pengaturan Dispatcher)

Catatan : Lakukan Patroli Operasi dan hindari pembebanan kritis
Turbin ~ Generator < 7 MW untuk operasi normal.



2.2 Pengendalian Turbin Generator
Unit-unit turbin-generator pada PLTA yang mempunyai daya 4 x 43,75 MW dapat dioperasikan dengan manual dan otomatis dimana pengoperasian sistemnya menggunakan komputerisasi. Gambar 28 memperlihatkan layout aristektur CIS (Control & Information System) di PLTA tersebut. Sebagian besar pengaturan PLTA dilakukan di control building yang mempunyai ruang komputer (computer room) dan ruang kontrol induk (main control room). Sistem kontrol terhubung dengan power-house, switchyard, Ombilin weir, Singkarak intake, Buluh diversion dan Lubuk Alung substation. Pengoperasian dan pengaturan turbin-generator dapat dilakukan secara otomatis juga dari workstation di power-house.
CIS didesain untuk melakukan fungsi-fungsi:
-          kontrol
-          alarm
-          informasi
-          sequence of event recording (penyimpanan data)
-          supervisi.

Para operator mengatur seluruh instalasi dengan enam layar monitor di dalam ruang kontrol induk yang memungkinkan supervisi dan perintah setiap peralatan yang dikontrol. Tujuh layar monitor yang ditempatkan di ruang kontrol bawah tanah (power-house) dapat melakukan operasi lokal dari unit-unit serta supervisi umum pembangkit. Sistem kontrol di ruang induk ini dilengkapi juga dengan fasilitas penyimpanan data, perhitungan, pencetakan, penampilan data dan sebagainya.






SOP START-UP / SHUT-DOWN SEQUENCE
TURBIN / GENERATOR UNIT 1 S/D 4 PLTA SINGKARAK

I. START-UP SEQUENCE DENGAN KOMPUTER DI CONTROL BUILDING.

A. PERSIAPAN
1.  Location of Active Workstation (P22) : From CB
2.  Prestart Conditions, harus ready (warna hijau)
3.  PMS Ground Unit pada posisi Open (off)
4.  PMS Incoming Unit pada posisi Close (on)
5.  PMS Bus 1 atau Bus 2 Unit pada posisi Close (on)
6.  PMS Bus 1 atau Bus 2 Line L. Alung 1 dan 2 pada posisi Close (on)
7.  PMS Line L. Alung 1 dan 2 pada posisi Close (on)
8.  PMS Bus Couple 1 dan 2 pada posisi Close (on)
9.  PMT Bus Couple pada posisi Close (on)
10. Diesel Emergency 300 KVA Unit 1 atau Unit 2 pada posisi Priority Automatic

B. LANGKAH KERJA START-UP
1. Konsultasi dengan kepala regu operasi.
2. Disaksikan oleh minimal salah seorang anggota operasi.
3. Tampilkan HIERARCHY pada layar monitor.
4. Klik P22 (Power Gen 1 to 4) dan klik unit yang akan di-start
- Unit 1 Start-Up Sequence (P2232).
- Unit 2 Start-Up Sequence (P2242).
- Unit 3 Start-Up Sequence (P2252).
- Unit 4 Start-Up Sequence (P2262).
5. Klik Start-up Sequence pada tombol Corresponding.
6. Klik Start-up Sequence pada kotak dialog.
7. Selanjutnya, klik Action Will Be Start-Up OK
SOP START-UP SEQUENCE
TURBIN / GENERATOR 4 UNIT  PLTA

I. START-UP SEQUENCE DENGAN KOMPUTER DI CONTROL BUILDING.

A. PERSIAPAN
1.  Location of Active Workstation (P22) : From CB
2.  Prestart Conditions, harus ready (warna hijau)
3.  PMS Ground Unit pada posisi Open (off)
4.  PMS Incoming Unit pada posisi Close (on)
5.  PMS Bus 1 atau Bus 2 Unit pada posisi Close (on)
6.  PMS Bus 1 atau Bus 2 Line L. Alung 1 dan 2 pada posisi Close (on)
7.  PMS Line L. Alung 1 dan 2 pada posisi Close (on)
8.  PMS Bus Couple 1 dan 2 pada posisi Close (on)
9.  PMT Bus Couple pada posisi Close (on)
10. Diesel Emergency 300 KVA Unit 1 atau Unit 2 pada posisi Priority Automatic

B. LANGKAH KERJA START-UP
1. Konsultasi dengan kepala regu operasi.
2. Disaksikan oleh minimal salah seorang anggota operasi.
3. Tampilkan HIERARCHY pada layar monitor.
4. Klik P22 (Power Gen 1 to 4) dan klik unit yang akan di-start
- Unit 1 Start-Up Sequence (P2232).
- Unit 2 Start-Up Sequence (P2242).
- Unit 3 Start-Up Sequence (P2252).
- Unit 4 Start-Up Sequence (P2262).
5. Klik Start-up Sequence pada tombol Corresponding.
6. Klik Start-up Sequence pada kotak dialog.
7. Selanjutnya, klik Action Will Be Start-Up OK
                                                                       






2.3. Shut-down Turbin-generator

Shut-down adalah prosedur untuk menghentikan operasi mesin dari kondisi running sampai kondisi stop. Prinsip dasar shut-down turbin-generator secara umum terdiri dari langkah-langkah kerja sebagai berikut:
Prinsip Stop Unit:
1.    Periksa bahwa unit dapat di-stop
2.    Kurangi beban (load) aktif dan reaktif hampir ke nol
3.    Buka generator circuit breaker
4.    Buka field breaker
5.    Tutup governor valve dan guide vanes mulai menutup
6.    Jalankan pompa oli tekanan tinggi untuk bearing generator
7.    Aktifkan rem pada kecepatan (speed) 15% dan stop turbin-generator
8.    Tutup inlet valve
9.    Matikan auxiliary systems

Gambar 35 memperlihatkan contoh prosedur-prosedur shut-down PLTA Batang Agam yang mempunyai daya keluaran 3 x 3,5 MW. Terlihat bahwa proses shut-down terdiri dari tiga macam prosedur yaitu:
-      Normal stop
-      Emergency stop
-      Quick stop
-      No-load / no-excitation.

prosedur normal shut-down turbin generator di PLTA dengan langkah-langkah:
  1. Pengurangan beban mendekati nol
  2. Melepas PMT (circuit breaker)
  3. Men-stop
  4. Guide-vane menutup
  5. Inlet-valve menutup
  6. Putaran di bawah 30%, brake bekerja, putaran berhenti
  7. Alat-alat bantu dimatikan
  8. Pemanas generator dihidupkan.



LAKUKAN KOMUNIKASI DENGAN PPB I UPB

1. PEMERIKSAAN PERSIAPAN SEBELUM LEPAS PARALEL & STOP
1.1 Turunkan beban perlahan-lahan
1.2 Setelah Lampu load Off
1.3 Off kan PMT Generator
1.4 T/G sudah lepas dari paralel, lampu Load dan paralel Padam.

2. LANGKAH PENYETOPAN
2.1 Off kan Master Control ( Switch 01 )
- Indikator Inlet Valve Off
- Putaran perlahan-lahan mulai turun
- Relay 41 Off
- Guide Vane menutup ( 74 )
- Inlet Valve menutup ( 21 S )
- Seat Valve menutup ( 21 SS )
- Bay Pas Valve menutup ( 21 BS )
- Pada putaran 30%, Brake bekerja ( 180 Rpm )
2.2 Lampu Brake nyala
- Water Cooling sistem off ( 20 WCS )
- Brake lepas ( Release )
2.3 Lampu Stop Menyala

3. PROSES STOP SELESAI
(Lakukan check visual pada Peralatan Utama dan Peralatan Bantu T/G, agar diketahui kondisi kesiapan operasi selanjutnya.)











Di bawah ini diperlihatkan SOP dari prosedur shut-down untuk PLTA tersebut.




Langkah Kerja:
1.    Konsultasi dengan kepala regu operasi.
2.    Disaksikan oleh minimal salah seorang anggota regu operasi.
3.    Tampilkan layar P22 (Power Gen 1 to 4).
4.    Turunkan beban sampai dengan 2,0 MW dengan cara meng-klik Set Point MW.
5.    Laporkan ke UPB bahwa unit siap untuk lepas paralel.
6.    Tampilkan HIERARCHY pada layar monitor.
7.    Tampilan layar P251 (150 KV Singkarak Switchyard Incoming From Unit).
8.    Lepas (open) PMT 150 KV Unit yang akan di-stop.
9.    Catat kWh-meter Unit yang akan di stop oleh operator PHC.
10.  Setelah pencatatan kWh-meter, laporkan ke kepala regu bahwa Unit siap di-stop.
11.  Setelah mendapat izin dari kepala regu, tampilkan layar monitor untuk shut-down sequence :
- Unit 1 Shut-Down Sequence (P2233).
- Unit 2 Shut-Down Sequence (P2243).
- Unit 3 Shut-Down Sequence (P2253).
- Unit 4 Shut-Down Sequence (P2263).





No comments:

Post a Comment