2.
PROSEDUR PENGOPERASIAN
TURBIN-GENERATOR
2.
Start-up adalah prosedur untuk mengoperasikan
mesin dari kondisi stop sampai
kondisi running. Prinsip dasar start-up turbin-generator secara umum
terdiri dari langkah-langkah kerja sbb.:
1.
Periksa bahwa unit siap untuk di-start
2.
Aktifkan auxiliary systems
3.
Buka inlet valve
4.
Buka governor valve
5.
Jalankan turbine governor dan kemudian turbin-generator
6.
Stop pompa oli tekanan tinggi untuk bearing generator
7.
Tutup field breaker
8.
Sinkronkan unit ke jaringan (network)
9.
Atur beban aktif dan reaktif ke harga-harga referensi (sesuai ketentuan)
Gambar 26 memperlihatkan contoh prosedur start-up
PLTA Batang Agam yang mempunyai daya keluaran 3 x 3,5 MW. Terlihat bahwa
prosedur start-up terdiri dari
langkah-langkah penting yaitu:
-
stop
-
persiapan
-
start
-
eksitasi
-
pengendalian
-
pembebanan
(load)
Di bawah ini adalah langkah-langkah
prosedur yang sudah menjadi standar
operating procedure (SOP) yang digunakan untuk proses start-up
LAKUKAN KOMUNIKASI DENGAN PPB 1
UPB
1. PEMERIKSAAN PERSIAPAN SEBELUM START
1.1 PMT Generator kondisi Off (52 Off)
1.2 Master Relay Release ( 86 -1 8 86 -2 )
1.3 Generator Brake posisi Off
1.4 Lampu Stop (Green) nyala dan Indikator
lampu lainnya Off.
1.5 Switch 43 - 20 pada Governor posisi Auto
1.6 Check
Tekanan, Level, Oli dan Kondisi Auxillary unit yg akan distart.
2. START TURBIN GENERATOR.
2.1
Operasikan 1 On kan Master Control ( Switch 01 )
-
Main water pump jalan
-
Solenoide Cooling water pump bekerja (20 WCS )
-
Governor Oil Pressure Normal ( 63 Q1 )
-
Brake Air Pressure Normal ( 63 AB 1 )
-
Guide Vane belum membuka 0% (74L)
2.2
Lampu Prepare ( Persiapan ) On
- Master Relay ( 04 )
bekerja
- By Pass Valve Open ~
hingga Fuly Open ( 21 BS )
- Seat Valve Open ~
hingga Fuly Open ( 21 SS )
-
Main Valve Open ~ hingga Fuly Open ( 21 S )
2.3 Lampu
Indikator Inlet Valve nyala ( On )
- GV Servomotor Operet
(74 LS Release)
2.4
Lampu Start Turbin nyala (65 S
Operet), Turbin berputar, pada RPM 80% Relay Eksitasi On
2.5 Lampu
Eksitasi nyala, selanjutnya perhatikan putaran turbin hingga putaran nominal
600 RPM & Tegangan Gen. 10 KV. (Siap u/ Paralel)
3. MASUK PARALEL
3.1
On kan switch 43 -25 (Selector Switch ke posisi Auto)
- Relay 25 - 15 - dan
60 kerja
-
Setelah persyaratan paralel terpenuhi PMT akan masuk
3.2 Lampu Paralel akan nyala dan PMT (52 On)
3.3 Bebani T/G dengan memutar ke kanan Switch 65 dan 77
3.4 Lampu Load nyala (Beban disesuaikan dengan
pengaturan Dispatcher)
Catatan : Lakukan Patroli Operasi dan hindari
pembebanan kritis
Turbin ~ Generator < 7 MW untuk operasi normal.
|
2.2
Pengendalian Turbin Generator
Unit-unit turbin-generator pada PLTA yang mempunyai daya 4 x
43,75 MW dapat dioperasikan dengan manual dan otomatis dimana pengoperasian
sistemnya menggunakan komputerisasi. Gambar 28 memperlihatkan layout aristektur CIS (Control & Information System) di PLTA tersebut. Sebagian besar pengaturan
PLTA dilakukan di control building
yang mempunyai ruang komputer (computer
room) dan ruang kontrol induk (main
control room). Sistem kontrol terhubung dengan power-house, switchyard,
Ombilin weir, Singkarak intake, Buluh diversion dan Lubuk Alung substation.
Pengoperasian dan pengaturan turbin-generator dapat dilakukan secara otomatis
juga dari workstation di power-house.
CIS didesain
untuk melakukan fungsi-fungsi:
-
kontrol
-
alarm
-
informasi
-
sequence
of event recording (penyimpanan data)
-
supervisi.
Para operator mengatur seluruh instalasi dengan enam layar monitor di dalam
ruang kontrol induk yang memungkinkan supervisi dan perintah setiap peralatan yang
dikontrol. Tujuh layar monitor yang ditempatkan di ruang kontrol bawah tanah (power-house) dapat melakukan operasi
lokal dari unit-unit serta supervisi umum pembangkit. Sistem kontrol di ruang
induk ini dilengkapi juga dengan fasilitas penyimpanan data, perhitungan,
pencetakan, penampilan data dan sebagainya.
SOP START-UP SEQUENCE
TURBIN / GENERATOR 4 UNIT PLTA
I. START-UP SEQUENCE DENGAN KOMPUTER DI CONTROL BUILDING.
A. PERSIAPAN
1. Location of Active Workstation (P22) : From
CB
2. Prestart Conditions, harus ready (warna
hijau)
3. PMS Ground Unit pada posisi Open (off)
4. PMS Incoming Unit pada posisi Close (on)
5. PMS Bus 1 atau Bus 2 Unit pada posisi Close
(on)
6. PMS Bus 1 atau Bus 2 Line L. Alung 1 dan 2
pada posisi Close (on)
7. PMS Line L. Alung 1 dan 2 pada posisi Close
(on)
8. PMS Bus Couple 1 dan 2 pada posisi Close
(on)
9. PMT Bus Couple pada posisi Close (on)
10. Diesel
Emergency 300 KVA Unit 1 atau Unit 2 pada posisi Priority Automatic
B. LANGKAH KERJA
START-UP
1. Konsultasi dengan kepala regu operasi.
2. Disaksikan oleh minimal salah
seorang anggota operasi.
3. Tampilkan HIERARCHY pada layar
monitor.
4. Klik P22 (Power Gen 1 to 4) dan klik unit yang
akan di-start
- Unit 1 Start-Up Sequence (P2232).
- Unit 2 Start-Up Sequence (P2242).
- Unit 3 Start-Up Sequence (P2252).
- Unit 4 Start-Up Sequence (P2262).
5. Klik Start-up Sequence pada tombol
Corresponding.
6. Klik Start-up Sequence pada kotak
dialog.
7. Selanjutnya, klik Action Will Be Start-Up OK
‘
2.3. Shut-down
Turbin-generator
Shut-down adalah prosedur untuk menghentikan
operasi mesin dari kondisi running
sampai kondisi stop. Prinsip dasar shut-down
turbin-generator secara umum terdiri dari langkah-langkah kerja sebagai
berikut:
Prinsip Stop Unit:
1. Periksa bahwa unit dapat di-stop
2. Kurangi beban (load)
aktif dan reaktif hampir ke nol
3. Buka generator
circuit breaker
4. Buka field breaker
5. Tutup governor
valve dan guide vanes mulai
menutup
6. Jalankan pompa oli tekanan tinggi untuk bearing generator
7. Aktifkan rem pada kecepatan (speed) 15% dan stop turbin-generator
8. Tutup inlet valve
9. Matikan auxiliary
systems
Gambar
35 memperlihatkan contoh prosedur-prosedur shut-down PLTA Batang Agam
yang mempunyai daya keluaran 3 x 3,5 MW. Terlihat bahwa proses shut-down terdiri dari tiga macam
prosedur yaitu:
- Normal stop
- Emergency stop
-
Quick stop
- No-load / no-excitation.
prosedur normal shut-down
turbin generator di PLTA dengan langkah-langkah:
- Pengurangan beban mendekati nol
- Melepas PMT (circuit breaker)
- Men-stop
- Guide-vane menutup
- Inlet-valve menutup
- Putaran di bawah 30%, brake bekerja, putaran berhenti
- Alat-alat bantu dimatikan
- Pemanas generator dihidupkan.
LAKUKAN KOMUNIKASI DENGAN PPB I UPB
1. PEMERIKSAAN PERSIAPAN SEBELUM
LEPAS PARALEL & STOP
1.1 Turunkan beban perlahan-lahan
1.2
Setelah Lampu load Off
1.3
Off kan PMT Generator
1.4 T/G sudah lepas dari paralel, lampu Load dan
paralel Padam.
2. LANGKAH PENYETOPAN
2.1
Off kan Master Control ( Switch 01 )
- Indikator Inlet Valve Off
- Putaran
perlahan-lahan mulai turun
- Relay 41 Off
- Guide Vane menutup (
74 )
- Inlet Valve menutup
( 21 S )
- Seat Valve menutup (
21 SS )
- Bay Pas Valve
menutup ( 21 BS )
- Pada putaran 30%, Brake bekerja ( 180 Rpm )
2.2
Lampu Brake nyala
- Water Cooling sistem
off ( 20 WCS )
- Brake lepas (
Release )
2.3
Lampu Stop Menyala
3. PROSES STOP SELESAI
(Lakukan check visual pada Peralatan Utama dan Peralatan Bantu T/G, agar
diketahui kondisi kesiapan operasi selanjutnya.)
|


Di bawah ini diperlihatkan SOP dari prosedur shut-down untuk PLTA tersebut.
Langkah Kerja:
1. Konsultasi dengan kepala regu operasi.
2.
Disaksikan
oleh minimal salah seorang anggota regu operasi.
3.
Tampilkan
layar P22 (Power Gen 1 to 4).
4.
Turunkan
beban sampai dengan 2,0 MW dengan cara meng-klik Set Point MW.
5.
Laporkan
ke UPB bahwa unit siap untuk lepas paralel.
6.
Tampilkan
HIERARCHY pada layar monitor.
7.
Tampilan
layar P251 (150 KV Singkarak Switchyard Incoming From Unit).
8.
Lepas
(open) PMT 150 KV Unit yang akan di-stop.
9.
Catat
kWh-meter Unit yang akan di stop oleh operator PHC.
10.
Setelah
pencatatan kWh-meter, laporkan ke kepala regu bahwa Unit siap di-stop.
11.
Setelah
mendapat izin dari kepala regu, tampilkan layar monitor untuk shut-down sequence :
- Unit 1 Shut-Down Sequence (P2233).
- Unit 2 Shut-Down Sequence (P2243).
- Unit 3 Shut-Down Sequence (P2253).
- Unit 4 Shut-Down Sequence (P2263).